Kamis, 27 November 2014

Sebuah Tulisan Tanganku sebagai Kado Spesial dariku di hari istimewamu Kakanda Tercinta "Muhammad Anwari"



Motivasi meraih mimpi
“SELAMAT ATAS WISUDA S. E. NYA ya Maaaaas
                Muhammad Anwari, putra ke-3  dari Pak Sudaeni (alm) dan Mak Toyimah, yang lahir di dusun Beji Lor, RT.02 RW.01, Kelurahan Beji Krajan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah; telah wisuda S1 di Universitas Pamulang, hari ini, Kamis, 27 November 2014. Tentu sebagai adik, saya juga merasakan sangat senang dan bangga. Mengapa saya senang? Iya, tentunya saya sangat senang karena dengan dia menyandang gelar sarjana, kesempatan berkarya makin luas, wawasan makin terbuka lebar, mental dan keberanian untuk berkarya dan berwirausaha makin matang, dan yang pasti peluang untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan dunia makin besar.
                Pertanyaan kedua, mengapa saya sangat bangga? Mungkin bagi sebagian orang merasa biasa-biasa saja punya anggota keluarga yang berhasil menyelesaikan S1, tapi itu tidak berlaku bagi saya. Saya sangat bangga karena dalam keluarga kami baru dia yang berhasil meraih S1. Saya berdoa supaya moment ini bisa menjadi motivasi bagi adik-adik dan semua saudara-saudaranya. Selanjutnya, saya juga tertarik dengan nilai perjuangan yang telah dia lakukan selama ini. Dan perjuangan tersebut sangat patut saya jadikan contoh untuk hari-hari yang akan saya lewati di kemudian hari.
                Banyak anak-anak muda yang ingin merasakan pendidikan sampai jenjang sarjana, tapi tidak semuanya bisa mewujudkan keinginan itu. Banyak faktor yang membuat keinginan itu berhenti hanya menjadi sebuah impian yang tak tergapai sepanjang masa. Niat, minat, tekad, cita-cita atau keinginan yang rapuh akan membuat bangunan mimpi-mimpi runtuh. Karena sebuah keinginan merupakan fondasi untuk menegakkan mimpi yang akan dibangun. Sehingga belum sampai ujung atap bangunan, mimpi tersebut tak pernah terlihat wujud bangunannya. Alhamdulillah, hal itu tak terjadi pada Muhammad Anwari. Walau dulu hari-harinya masih penuh dengan ketidakpastian, tapi dia justru menjadikan ketidakpastian itu menjadi sebuah keyakinan  dan tekad yang kuat bahwa siapapun yang bersungguh-sungguh (yakin, punya tekad, usaha, dan doa yang kuat) dalam menggapai sebuah cita-cita yang mulia, Allah pasti membukakan jalan kesuksesan dihadapannya.
                Faktor kedua yang membuat keinginan itu berhenti hanya menjadi sebuah impian yang tak tergapai adalah terbatasnya dan sangat kurangnya biaya atau kemampuan finansial yang dimiliki. Faktor kedua ini sangat erat hubungannya dengan niat, cita-cita atau keinginan yang dimiliki seseorang. Dengan  niat, cita-cita atau keinginan yang semakin rendah, seseorang akan mempunyai semangat yang rendah juga. Dengan demikian, dia cenderung tak mau bekerja dan berusaha lebih keras lagi dan akhirnya kemampuan finansialnya tak pernah mencukupi dirinya untuk menggapai impian yang berharga tinggi.Alhamdulillah, hal itu tak terjadi pada Muhammad Anwari.
                Memang dia lahir dari keluarga bahagia  Pak Sudaeni (alm) dan Mak Toyimah yang hiduppas-pasan. Mungkin dulu kami tak pernah menyangka akan bisa merasakan pendidikan tinggi. ketika putra-putrinya akan pergi ke perantauan, orang tua kami  selalu bilang pada kami putra-putrinya, ati-ati neng paran, pak mu mak mu pancen ra nduwe bondho Nduk, Nang. Yo Isone gor nyangoni cengkir”. Ati-ati disini maksudnya orang tua kami adalah bukanlah hanya menyuruh kami hati-hati dalam perjalanan menuju tempat rantau, tapi lebih dari itu. Kami dihimbau untuk selalu hati-hati dalam segala hal, terutama dalam menjalankan ibadah solat lima waktu. Karena jika seseorang baik solatnya (dari cara wudhunya, pakaiannya, syarat, rukun, tempat dan waktunya) dijamin akan dimudahkan jalan untuk menggapai impian mulia.
                Berikutnya, makna dari cengkir adalah kenCENG ing piKIR, maksudnya adalah berpikirlah yang kuat, berpikirlah yang matang, berpikirlah dengan hati-hati dan cermat dalam menggunakan segala kesempatan yang kau miliki saat ini. Jangan berpangku tangan, karena Allah akan mengubah kesempatan menjadi emas seiring dengan usaha dan doa yang dilakukan oleh seorang hamba. Itulah pesan yang sangat kami ingat dan masuk dalam otak bawah sadar kami, sehingga kami merasa terhibur dan tumbuh semangat dalam setiap waktu. Itu juga pula-lah yang terjadi pada Kang War. Dia memegang teguh ati-ati dan cengkir, sehingga dia kini mampu membuat bangga kami semuanya walau dalam keadaan pas-pasan.
                Faktor ketiga yang membuat keinginan itu berhenti hanya menjadi sebuah impian yang tak tergapai adalah lemahnya sebuah usaha dan doa seseorang. Akan tetapi, hal itu tak terjadi lagi pada Kang War. Walau kadang kala merasakan letih, capek bahkan mungkin hampir ada keputus-asa-an yang hadir dalam hatinya, itu hanyalah sebuah reaksi tubuh yang ingin diistirahatkan sementara waktu untuk mengundang semangat yang lebih besar lagi untuk tetap maju. Dan nyatanya, hari ini, semangat itu telah mengantarkannya meraih satu pintu kesuksesan. Semoga semangat ini tetap membara dan menemaninya menuju pintu kesuksesan lain yang masih banyak lagi untuk dia lewati. Aaamiin.
                Tentunya bukan hanya saya, mae, mbak yu Sri Astuti, kang A. Saiful Munaffis beserta keluarga, supri, mas Likin, Kia, Irul, pak lek, bu lek, pak dhe, mak dhe yang merasakan senang dan bangga atas satu keberhasilan yang diraihnya saat ini, tapi juga keluarga yang sudah mendahului kami, khususnya Pae tercinta tersayang terkangen yang makin bahagia di alam baka: Pak Sudaeni yang selalu sayang pada kami, yang selalu mencukupi kebutuhan hidup kami walau harus mandi keringat dan banting tulang tiap hari semasa hidupnya. Semoga itu semua menjadi amal solih yang menjelma sebagai kawan yang rupawan dan yang selalu menghibur di dalam kubur, aaamiin. Tak ketinggalan juga yang merasa sangat bangga lagi Mbok.e (mbah Kamiji), Pak Tuo (mbah Muhtarom), mbahe tercinta terkangen yang tak pernah kami lihat wajahnya satu detik pun Mbah Marhaban, dan terakhir Mbah Salipah. Semoga engkau semua makin bahagia disana dengan kado terindah hari ini yang diberikan oleh salah satu anak dan cucumu. Aaamiin.
                Secara pribadi, saya mengucapkan “selamat atas wisuda S1” kepada Kang Muhammad Anwari, S. E.. Semoga semua ilmu dan pengalamanmu bisa bermanfaat untuk semuanya, dan engkau bisa lebih dekat dengan Allah dalam setiap langkahmu, setiap karyamu, sehingga menjadikan berkah dalam hidupmu serta menjadikan lebih mudah lancar dalam berlari menuju pintu-pintu kesuksesan yang lain yang masih menunggumu. Semoga kami diberikan kekuatan untuk mengikuti langkah dan semangatmu. Dan kita semua ingat selalu nasihat OrTu tercinta dalam keadaan bagaimanapun, kapanpun dan dimanapun kita berada . Aaaamiin.
“HANYALAH KADO TERINDAH SEPERTI INI MAS YANG SANGGUP AKU BERIKAN UNTUK WISUDA S1 HARI INI, INSYA ALLAH SEMOGA ALLAH SECEPATNYA MENUNTUN AKU UNTUK MEMBERIKAN KADO YANG LEBIH INDAH LAGI UNTUKMU dan UNTUK MAE SEKELUARGA... TAK TUNGGU NENG JOGJA
sorry yo mas nek lebayy, ben dramatis sithik.


Written by Ahmad Wantoha @ 11.22 am
Thursday, 27112014
 @ C4, Pandanaran Room C-03
                                                                                                                           Yogyakarta, Indonesia